Informasiterbaru tentang kata kata mutiara tentang rindu keluarga bahasa mandailing dan artinya yang disajikan secara lengkap dan terupdate. 211 pantun pembukaan dengan bahasa mandailing. Mutiara kata dalam cinta jangan menjadi number one dlm hidupnya karena yg kamu butuh adalah menjadi only one di hatinya. Gambar Dp Romantis Buat Merayu Pacar 9y7J. Pengenalan Bahasa Mandailing Hai kamu! Apa kabar? Kita akan bahas tentang Bahasa Mandailing nih, kamu tahu nggak apa itu Bahasa Mandailing? Jadi, Bahasa Mandailing itu adalah salah satu bahasa daerah yang banyak digunakan oleh masyarakat di Sumatera Utara. Bahasa ini digunakan oleh suku Mandailing, yang merupakan salah satu suku yang tinggal di wilayah Sumatera Utara. Bahasa Mandailing juga termasuk ke dalam keluarga bahasa Austronesia. Keren, ya? Yuk, kita cari tahu lebih banyak lagi tentang Bahasa Mandailing. Pertama-tama, mari kita lihat sejarah Bahasa Mandailing. Menurut jurnal Kekerabatan Bahasa Batak Toba dengan Bahasa Mandailing, Bahasa Mandailing terpisah dari Bahasa Batak Toba sekitar tahun 986 M. Seiring waktu, Bahasa Mandailing mengalami perkembangan dan pembaruan dalam bentuk kata dan pengucapan. Saat ini, Bahasa Mandailing masih digunakan oleh masyarakat Mandailing dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kamu tahu nggak, Bahasa Mandailing memiliki perbedaan dengan Bahasa Batak Toba lho! Meskipun Bahasa Mandailing dan Bahasa Batak Toba termasuk dalam keluarga bahasa Austronesia, keduanya memiliki perbedaan dalam hal kosakata dan pengucapan. Bahasa Mandailing memiliki keunikan tersendiri dalam bentuk kata dan frasa yang berbeda dengan Bahasa Batak Toba. Selain itu, Bahasa Mandailing juga memiliki intonasi yang sangat mempengaruhi makna kata. Keren, ya? Terakhir, mari kita bahas tentang penggunaan Bahasa Mandailing. Bahasa Mandailing digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mandailing, mulai dari pergaulan, perdagangan, hingga upacara adat. Bahasa Mandailing juga banyak digunakan dalam sastra, lagu, dan seni budaya lainnya. Meskipun Bahasa Mandailing tidak sepopuler bahasa Indonesia, tetapi keunikan dan kekayaan budaya yang terkandung dalam bahasa ini membuat Bahasa Mandailing menjadi penting untuk dilestarikan. Seru banget ya? Yuk, kita pelajari lebih lanjut tentang Bahasa Mandailing! 😊👍 Sejarah Bahasa Mandailing Bahasa Mandailing memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Menurut jurnal Kekerabatan Bahasa Batak Toba dengan Bahasa Mandailing, Bahasa Mandailing mulai terpisah dari Bahasa Batak Toba sekitar tahun 986 M. Setelah itu, Bahasa Mandailing mengalami perkembangan dan pembaruan dalam bentuk kata dan pengucapan. Saat ini, Bahasa Mandailing masih digunakan oleh masyarakat Mandailing dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Meskipun mungkin tidak sepopuler Bahasa Indonesia, Bahasa Mandailing tetap berperan dalam menyatukan masyarakat Mandailing dan memperkuat identitas mereka. Oleh karena itu, Bahasa Mandailing patut dipelajari dan dihargai sebagai warisan budaya yang kaya dan berharga. Perbedaan Bahasa Mandailing dengan Bahasa Batak Toba Bahasa Mandailing dan Bahasa Batak Toba memang memiliki hubungan kekerabatan, tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam hal kosakata dan pengucapan. Sebagai contoh, kata “rumah” dalam Bahasa Mandailing adalah “guruang”, sedangkan dalam Bahasa Batak Toba adalah “haporusanku”. Selain itu, Bahasa Mandailing juga memiliki frasa-frasa yang berbeda dengan Bahasa Batak Toba, seperti “ma ho” yang berarti “terima kasih” dalam Bahasa Mandailing, tetapi dalam Bahasa Batak Toba, frasa yang sama adalah “horas”. Namun, perbedaan yang paling mencolok antara Bahasa Mandailing dan Bahasa Batak Toba adalah dalam hal intonasi. Bahasa Mandailing memiliki intonasi yang sangat mempengaruhi makna kata. Sebagai contoh, kata “ma” dengan intonasi yang berbeda dapat memiliki makna yang sangat berbeda pula. Jika “ma” diucapkan dengan intonasi rendah, maka itu berarti “tidak”, tetapi jika diucapkan dengan intonasi yang lebih tinggi, maka itu berarti “ya”. Jadi, meskipun Bahasa Mandailing dan Bahasa Batak Toba saling terkait, keduanya memiliki perbedaan dalam kosakata, frasa, dan intonasi yang memengaruhi makna kata. Ciri Khas Bahasa Mandailing Bahasa Mandailing memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya berbeda dengan bahasa lain. Salah satu ciri khas Bahasa Mandailing adalah dalam pembentukan kata. Misalnya, kata ba’gas’ yang berarti rumah dan kata bag’as’ yang berarti dalam. Meskipun kedua kata tersebut terdengar sama, maknanya sangat berbeda. Selain itu, Bahasa Mandailing juga memiliki banyak frasa dan ungkapan yang unik yang tidak dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia. Ada juga banyak kata-kata dalam Bahasa Mandailing yang tidak dapat ditemukan dalam bahasa lain. Selain itu, Bahasa Mandailing juga memiliki intonasi yang sangat mempengaruhi makna kata. Oleh karena itu, dalam Bahasa Mandailing, penting untuk menggunakan intonasi yang tepat agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan benar. Penggunaan Bahasa Mandailing Bahasa Mandailing sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mandailing. Bahasa ini digunakan dalam berbagai situasi seperti saat berdagang, bertamu, berkumpul dengan keluarga, dan dalam upacara adat seperti pernikahan dan pemakaman. Bahasa Mandailing juga banyak digunakan dalam karya sastra seperti cerita rakyat, puisi, dan lagu-lagu tradisional. Bahasa Mandailing juga menjadi ciri khas seni budaya Mandailing seperti seni tari dan musik. Meskipun Bahasa Mandailing tidak sepopuler bahasa Indonesia, tetapi bahasa ini sangat penting untuk dilestarikan karena memuat keunikan dan kekayaan budaya yang tidak ditemukan dalam bahasa lain. Kesimpulan Bahasa Mandailing adalah bahasa daerah yang banyak digunakan di Sumatera Utara, terutama oleh suku Mandailing. Bahasa Mandailing memiliki sejarah yang kaya dan unik, dimana bahasa ini terpisah dari bahasa Batak Toba sekitar tahun 986 M. Meskipun Bahasa Mandailing dan Bahasa Batak Toba sama-sama berasal dari keluarga bahasa Austronesia, namun keduanya memiliki perbedaan dalam kosakata dan pengucapan. Salah satu ciri khas Bahasa Mandailing adalah pembentukan kata yang unik. Misalnya, kata “bagas” yang berarti dalam dan “bagas” yang berarti rumah. Selain itu, Bahasa Mandailing juga memiliki banyak frasa dan ungkapan yang unik yang tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia. Intonasi dalam Bahasa Mandailing sangat mempengaruhi makna kata, sehingga penting bagi pembicara Bahasa Mandailing untuk memperhatikan intonasi saat berbicara. Bahasa Mandailing masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mandailing, mulai dari pergaulan, perdagangan, hingga upacara adat. Bahasa Mandailing juga memiliki peran penting dalam seni budaya, seperti sastra, lagu, dan tarian tradisional. Meskipun Bahasa Mandailing tidak sepopuler bahasa Indonesia, keunikan dan kekayaan budaya yang terkandung dalam bahasa ini membuat Bahasa Mandailing menjadi penting untuk dilestarikan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Mandailing untuk terus menggunakan dan melestarikan Bahasa Mandailing agar tidak hilang ditelan zaman. Selain itu, masyarakat Indonesia juga dapat belajar Bahasa Mandailing untuk menghargai kekayaan budaya Indonesia yang beragam. Dengan mempelajari Bahasa Mandailing, kita dapat memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah, budaya, dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Mandailing memiliki 1 arti. Mandailing Lihat batak mandailing. Kesimpulan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti kata mandailing adalah lihat batak mandailing. Bahasa Mandailing dan Angkola merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Mandailing dan Angkola yang berada di wilayah paling bawah provinsi Sumatra Utara. Daerah ini meliputi Kota Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas semua daerah tersebut berada dalam satu kabupaten yang sama, yakni Kabupaten Tapanuli Selatan. Akan tetapi, terjadi pemekaran pada tahun 1998, 2001, dan 2007. Kedekatan geografis dan historis membuat daerah-daerah tersebut memiliki bahasa yang nyaris sama. Perbedaannya hanya terletak pada kata yang berbeda satu dua huruf, logat, dan asli bahasa Angkola berdomisili di Kota Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara. Siregar, Daulay, Pane, Harahap, dan Hasibuan merupakan marga yang mayoritas orang-orangnya mendiami wilayah tersebut dan menjadi penutur asli bahasa itu, bahasa Mandailing digunakan oleh masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Mandailing Natal. Umumnya mereka yang bermarga Nasution, Lubis, Pulungan pasti berasal dari Mandailing Natal dan menjadi penutur asli bahasa informasi, kebanyakan orang dari suku Mandailing merasa keberatan jika dimasukkan ke dalam subetnis Batak. Sama halnya dengan suku Karo yang juga menolak dan merasa memiliki etnis tersendiri. Orang Mandailing menganggap bahwa nenek moyang mereka tidak sama dengan suku Batak. Nenek moyang suku Batak bermukim di gunung, sedangkan nenek moyang suku Mandailing menetap di dekat pantai. Jika ditelisik lebih jauh, agama merupakan salah satu faktor masyarakat suku Mandailing menolak dan keberatan disebut Batak. Batak selalu identik dengan Kristen sedangkan mayoritas masyarakat Mandailing beragama persoalan tersebut tidak menjadi pelik karena meskipun tidak bersaudara satu suku dan agama yang sama, setidaknya bersaudara karena kedekatan daerah, bahasa, dan apa saja perbedaan bahasa Angkola dengan bahasa Mandailing? Berikut paparan perbedaannya.1 Kata yang berbeda satu-dua hurufBahasa Angkola dan Mandailing nyaris sama persis. Hal tersebut terbukti ketika orang Angkola bertandang ke daerah Mandailing atau sebaliknya, mereka masih bisa berkomunikasi sebagaimana biasanya tanpa mengalami kesulitan apa pun. Hanya saja, mereka yang bertandang akan mudah dikenali asal daerahnya dari kata-kata yang terletak pada kata yang berbeda satu dua huruf, yaitu bergantinya suatu konsonan pada suatu kata tetapi tidak mengubah maknanya. Contohnya, kata “tangkas” dalam bahasa Mandailing yang bermakna “jelas”, dalam bahasa Angkola berubah menjadi “takkas” yang juga bermakna “jelas”. Konsonan “ng” pada kata “tangkas” dalam bahasa Mandailing, berganti menjadi konsonan “k” pada kata “takkas” dalam bahasa lainnya “tingkos” benar menjadi “tikkos” benar, “tangkup” tangkap menjadi “takkup” tangkap, “dangka” ranting menjadi “dakka” ranting, “manungkol” mengganjal menjadi “manukkol” mengganjal. Singkatnya, kata dalam bahasa Mandailing yang apabila konsonan sengau “ng” bertemu konsonan hambat “k” di tengah kata, akan berganti menjadi konsonan “k” dalam bahasa konsonan “ng” yang berubah menjadi konsonan “k”, konsonan “n” juga berubah menjadi konsonan “t”, dan konsonan “m” berubah menjadi konsonan “p”.Contoh konsonan “n” berubah menjadi konsonan “t”, seperti “nantulang” bibi menjadi “nattulang” bibi, “pantar” lantai menjadi “pattar” lantai, “gincat” tinggi menjadi “gitcat” tinggi, “santabi” permisi menjadi “sattabi” permisi.Sementara contoh konsonan “m” berubah menjadi konsonan “p”, seperti “ompung” kakek menjadi “oppung” kakek, “parompa” selendang menjadi “paroppa” selendang, “ompot” cepat menjadi “oppot” cepat.Singkatnya, kata dalam bahasa Mandailing yang apabila konsonan sengau “n” bertemu konsonan hambat “t” di tengah kata, akan berganti menjadi konsonan “t” dalam bahasa Angkola. Begitu juga dengan konsonan sengau “m” yang bertemu konsonan hambat “p” akan berganti menjadi konsonan “p”.Bagaimana? Nggak ribet tapi ribet, kan?2 Logat dan intonasiSelain kata yang berbeda satu dua huruf, bahasa Angkola dan Mandailing juga berbeda dari segi logat dan intonasi. Logat bahasa Mandailing biasanya seperti orang bernyanyi dan mengaji serta intonasinya cenderung lebih kalimat, “Nantulang, asi ngara wi-fi nai i?” Bibi, kenapa wi-fi nya tidak bisa?. Kalimat tersebut diucapkan pelan seperti orang yang bersenandung dengan lembut. Sementara logat bahasa Angkola masyarakat Kota Padangsidempuan dan Tapanuli Selatan cenderung lebih tegas dengan intonasi seperti orang yang marah. Misalnya kalimat, “Bagas do aek on?” Apakah air ini dalam?. Kalimat tersebut diucapkan secara juga dengan logat bahasa Angkola masyarakat Padang Lawas dan Padang Lawas Utara yang unik karena mendadak panjang dan mendadak cepat. Selain itu, intonasinya kadang tinggi dan kadang rendah. Misalnya kalimat, “Inda boto-botoi!” Tidak mau tahu. Kalimat tersebut diucapkan Nggak ribet tapi ribet, kan?Hal unik dari bahasa Angkola dan Mandailing yakni tidak mengenal bahasa yang sopan. Tidak seperti suku Jawa yang sudah dianggap sopan ketika menggunakan kromo inggil saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau terhormat. Sopan tidaknya bahasa Angkola dan Mandailing tergantung panggilan kekerabatan partuturan dan intonasi yang digunakan. Tidak peduli apakah bahasa yang digunakan merupakan bahasa Angkola dan Mandailing yang halus seperti yang digunakan di rumah adat atau bahasa kasar yang sering digunakan di lapo tuak, yang penting ada partuturan dalam kata atau kalimat yang diucapkan dan dengan nada yang tidak yang benar dan intonasi yang tepat menjadi tolok ukur bahasa yang sopan. Namun, ribetnya partuturan dalam suku Angkola dan Mandailing membikin kepala pusing sehingga sering dianggap tidak sopan karena tidak tahu partuturan. Panggilan paman saja ada empat macam yaitu amang uda, amang tua, amang boru, dan tulang. Agar partuturannya benar, kita harus tahu paman tersebut berasal dari pihak ayah atau pihak ibu. Belum lagi ribetnya partuturan berbeda marga dan semakin kacau lagi ketika ayah dan ibu memiliki marga yang sama. Pusinggg…!!!*Terminal Mulok adalah segmen khusus yang mengulas tentang bahasa dari berbagai daerah di Indonesia dan dibagikan dalam edisi khusus Bulan Bahasa JUGA Secara Gramatika, Orang Minang Dituntut Alergi terhadap Huruf R’. Terminal Mulok 10 dan tulisan Alpi Anwar Pulungan Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 20 Maret 2021 oleh Audian Laili Home / Budaya / Mengenal Bahasa Mandailing bagian 1 Oleh Basyral Hamidi Harahap in memoriam Almarhum Basyral Hamidi Harahap LANGGAM BICARA Langgam bicara orang Mandailing disebut pantis, irama dan intonasinya disebut landung, lemah lembut dan berirama yang diucapkan dengan nada yang rendah. Cara bertutur seperti ini merupakan pengaruh lingkungan Mandailing yang subur. Banyak pohon dan kurang berangin. Sehingga dengan suara yang bernada rendah sudah cukup untuk berbicara atau bahkan untuk memanggil orang di kejauhan. Orang juga menyebut langgam bicara orang Mandailing lambok mangalangoi, lemah lembut namun melagu. Langgam bicara orang Mandailing juga disebut bergaya diplomatis. Mereka sangat perasa dengan timbang rasa yang kuat, sehingga seringkali mereka tidak mengucapkan kata tidak. Sebagai gantinya mereka mengucapkan kata-kata lain yang bermakna tidak dengan nada khas ditambah dengan bahasa tubuh. Langgam bicara orang Barumun, Sosa, Sosopan adalah campuran langgam bicara orang Angkola dan Mandailing. Lingkungannya pun mirip dengan kedua wilayah itu. Orang Mandailing sejak berabad-abad sudah berdiam di wilayah Barumun, Sosa, dan Sosopan. Uraian singkat di atas hanya informasi tentang variasi langgam bicara orang Mandailing. Variasi langgam bicara ini sangat terasa apabila kerabat dari berbagai daerah itu hadir dan berbicara dalam forum adat siriaon maupun siluluton. Selain bahasa percakapan sehari-hari, bahasa daerah Mandailing juga memiliki kata-kata yang hanya dipakai dalam peristiwa dan saat-saat tertentu. Misalnya ada yang disebut bahasa parkapur, yaitu bahasa yang dipakai oleh pawang kapur dalam mencari pohon-pohon kayu kapur besar yang berisi kapur. Bahasa ini juga dipakai oleh pencari hasil hutan yang memiliki banyak kata tabu di hutan-hutan belantara. Kata kamper atau kamfer atau camphor berasal dari kata kapur itu. Ada pula bahasa partondung, bahasa tabas dan bahasa andung. Bahasa partondung atau bahasa sibaso dipakai oleh datu untuk melakukan suatu pekerjaan. Bahasa tabas atau bahasa datu dipakai oleh datu berupa mantra-mantra yang dibacanya ketika mengobati orang sakit. Selain itu ada lagi bahasa bura atau bahasa jampolak yaitu bahasa kasar yang terucap ketika sedang marah atau mengejek. Bahasa puraga yaitu bahasa sehari-hari atau bahasa hasomalon. Bahasa adat yang dipakai dalam forum-forum adat adalah bahasa sastra yang sarat berisi kata-kata kunci nilai-nilai budaya. Bahasa aling-alingan yaitu bahasa yang penuh basa-basi, tamsilan atau sindiran, misalnya tamu yang sedang kehausan atau ingin agar minumannya ditambah oleh tuan atau nyonya rumah, maka tamu tersebut mengatakan bahwa udara sangat panas, dan lain-lain. Bahasa turi-turian yang dipakai oleh penutur kisah-kisah sastra lama yang menggunakan segala gaya bahasa yang ada sesuai dengan jalan ceritanya. Bahasa turi-turian dapat dipadankan dengan bahasa Dalang dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Bahasa marhata balik semacam bahasa prokem yang membalik, mengubah letak huruf dalam setiap kata, misalnya poso-poso menjadi osop-osop, bayo menjadi oyab, dan lain-lain. Bahasa ini dipakai oleh kelompok tertentu, misalnya remaja. Penulis pernah mendengar bahasa ini diucapkan secara fasih oleh inang-inang yang berasal dari Tapanuli Selatan yang sedang berdagang di atas kapal dalam pelayaran dari Belawan ke Tanjung Priok. Mereka naik di Tanjung Pinang dalam rangka perjalanan mereka berdagang Singapura-Jakarta. Secara leluasa mereka bercakap-cakap dalam bahasa ini di depan petugas pabaen yang tidak memahami bahasa sandi itu. Bahasa andung, merupakan bahasa yang diucapkan dalam suasana perpisahan, misalnya andung seorang gadis sesudah akad nikah ketika hendak meninggalkan orangtuanya menuju rumah suaminya. Atau andung mencurahkan perasaan duka ketika orangtua atau kerabat meninggal dunia. Bahasa andung sudah jarang diucapkan orang, khususnya andung menangisi orang yang meninggal. Ini merupakan pengaruh ajaran islam yang melarang meratapi orang yang meninggal. bersambung Comments Tagged with bahasa mandailing basyral hamidi harahap budaya mandailing mandailing ragam bahasa mandailing - Inilah pantun bahasa batak mandailing dan artinya, pembahasan tentang aneka hal yang erat kaitannya dengan pantun bahasa batak mandailing dan artinya serta keajaiban-keajaiban dunia sejumlah artikel penting tentang pantun bahasa batak mandailing dan artinya berikut ini dan pilih yang terbaik untuk Anda.…untuk menyusun bahasa Melayu Baru, yaitu bahasa Melayu yang menghilangkan unsur kosa kata bahasa Sansekerta keling, dan menggunakan serapan kosa kata dari bahasa Arab yang saat itu digunakan sebagai bahasa……dan gampang dikirim melalui SMS. Bukan saja pantun cinta dalam bahasa Indonesia yang diburu-buru oleh para remaja masa kini. Mereka juga ternyata mencari-cari pantun cinta dalam bahasa asing, seperti pantun……luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di Brunei,Indonesia sebagai bahasa Indonesia, dan Malaysia juga dikenal sebagaibahasa Malaysia; bahasa nasional Singapura; dan menjadi bahasa kerja diTimor Leste sebagai bahasa Indonesia….…ini diperkuat bait 171, “bahasa Jawa nganggo simbol ratu tanpa makutha = bahasa Indonesia memakai simbol Ratu tanpa Mahkota”. ———— * Bahasa Jawa 159. selet-selete yen mbesuk ngancik……Oppenheimer mengatakan, ada semacam anomali dalam pohon percabangan kelompok bahasa di dunia, dan itulah kelompok bahasa Austronesia. Inilah bahasanya orang Indonesia dan orang Oseania. Ada garis tegas yang membedakan bahasa……bahasa India-Eropa, adalah kelompok bahasa-bahasa berkerabat dengan banyak penutur terbesar di seluruh dunia. Sejumlah bahasa Indo-Eropa telah menyumbang banyak kosa kata ke dalam bahasa Indonesia, seperti bahasa Sanskerta, bahasa Persia,… – Contoh naskah drama bahasa Inggris menjadi salah satu trending belakangan ini. Pelajaran-pelajaran bahasa di sekolah menengah memang banyak yang menugaskan siswa mempelajari bagaimana naskah drama dalam bahasa Inggris….…dalam bahasa Sunda dengan menggunakan website kamus pernerjemah bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. Tetapi jika cara di atas rumit untuk Anda, berikut ini kami sajikan contoh naskah drama bahasa Sunda……di kantor. Hal ini tentu tidak akan membuat masalah baru, apalagi jika cerkaknya hanya pendek-pendek. Dengan membaca cerkak, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa daerah seperti bahasa Jawa, bahasa…Demikianlah beberapa ulasan tentang pantun bahasa batak mandailing dan artinya. Jika Anda merasa belum jelas, bisa juga langsung mengajukan pertanyaan kepada MENARIK LAINNYApolo artinya dalam bahasa Jawa, kuku perkutut, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

bahasa mandailing dan artinya